Pimpinan Pesantren An-Naba Center, KH Syamsul Arifin Nababan saat membimbing mualaf bersyahadat. |
22 tahun sudah ia menjadi pendeta di Sigi, Sulawesi Tengah. Di saat usianya mencapai 55 tahun, hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala menghampiri. Ia pun bersyahadat dan kemudian berganti nama menjadi Ahmad Fikri.
Mantan pendeta itu mengungkapkan bagaimana hidayah Islam masuk ke dalam hatinya. Sekian tahun menjadi pendeta, Petrus menderita sakit-sakitan. Pada saat sakit berkepanjangan itulah ia mengetahui Islam yang rupanya memiliki ajaran yang menarik. Ketertarikan itu membuat Petrus merenung dan mempelajari Islam.
Setelah mantap dengan keyakinan yang sesuai fitrah itu, Petrus lantas mengikrarkan dua kalimat syahadat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Palu Barat pada 1 Mei 2015.
Luar biasanya, setelah masuk Islam, mantan pendeta dengan nama hijrah Ahmad Fikri itu sembuh dari penyakitnya. “Ini adalah kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Ahmad Fikri.
Karena merupakan pendeta, masuk Islamnya Petrus membuat banyak pengikutnya tergoncang. Akhirnya, 18 orang pengikutnya juga menyatakan diri masuk Islam dan mengikrarkan syahadat.
Yang tak kalah menarik, setelah masuk Islam, Ahmad Fikri mengubah gerejanya di sana menjadi masjid. Masya Allah. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
IKLAN
Tag :
Mualaf
IKLAN