Kapal patroli China (Reuters) |
Ia menilai, jika nelayan murni, pasti tidak membawa senjata. Jika sudah terjadi tembak menembak seperti insiden Natuna tersebut, menurut Fahri, tidak bisa disebut sebagai persoalan teknis memancing atau penangkap ikan.
"Ini sudah masuk soal tembak-tembakan antara angkatan laut China yang tanpa izin melintas di perairan laut Indonesia lalu dihadang TN AL. Ini satu pelanggaran teritorial yang sangat serius," tegas Fahr Hamzah, Jumat (25/3/2016) lalu seperti dikutip JPNN.
Karenanya ia menyarankan Kementerian Luar Negeri turun tangan untuk menjalankan fungsi diplomasi dengan dukungan Panglima TNI.
Dalam menghadapi China, diplomasi yang dimaksudkan Fahri harus lebih tegas.
"Ke mana-mana China ini ngomong Indonesia penting bagi dia. Tapi dalam praktik hubungan sesama negara, China pula yang berani melepaskan tembakan terhadap TNI AL di dalam wilayah Indonesia lagi," tandasnya. [Siyasa/Tarbiyah.net]