Mengapa Ada “Ganyang Malaysia” Tapi Tak Ada “Ganyang China”

Presiden Jokowi diangkat menjadi anggota kehormatan Pasukan Khusus TNI, 16 April 2015 (Liputan6.com)
Ulah penjaga laut China melepaskan tembakan kepada TNI Angkatan laut mendapat tanggapan serius dari DPR RI. Wakit Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran sangat serius sedangkan Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin mendesak pemerintah membawa insiden Natuna ke Mahkamah Internasional.

Anehnya, tidak ada gerakan “Ganyang China” sebagaimana beberapa kali muncul gerakan “Ganyang Malaysia.” Bahkan di media pun tidak muncul pemberitaan “Ganyang China”.

Mengapa?

Pertama, soal media. Tak ada pemberitaan bahkan opini “Ganyang China” di media-media nasional baik cetak maupun online. Sangat berbeda dengan pemberitaan dan penggiringan opini “Ganyang Malaysia”.

Coba searching di Google, hasil pencarian “Ganyang Malaysia” penuh. Bahkan untuk judul berita oleh raga pun ada media nasional yang menggunakan “Ganyang Malaysia”. Misalnya “Ayo Garuda Muda, Ganyang Malaysia!” dan “Ganyang Malaysia, Voli Pun Ikut Lolos Semifinal”.






Meskipun media seharusnya tidak memihak dan bersifat independen, kebijakan media sangat dipengaruhi oleh pemilik modal. Berita mana yang dimuat, bagaimana framing dan sudut pandangnya, semuanya sesuai arahan redaksi yang sedikit banyak berdasarkan arah kebijakan pemilik media atau pemilik modal.

Kedua, soal siapa lawannya.

Dr Abdullah Ath Thail dalam bukunya Yahudi sang Penghancur Dunia menjelaskan bahwa salah satu strategi Yahudi dan musuh Islam adalah mencerai beraikan umat Islam.

Malaysia merupakan negeri muslim. Indonesia juga negeri muslim. Jika Indonesia dan Malaysia rukun, siapa yang diuntungkan? Umat Islam. Jika Indonesia dan Malaysia saling bermusuhan, siapa yang dirugikan? Umat Islam. Karenanya Zionis dan musuh Islam memiliki kepentingan untuk meruskan hubungan Indonesia dan Malaysia. Lantang dalam memprogandakan gerakan “Ganyang Malaysia” lalu diam tanpa ada kata “Ganyang China” merupakan salah satu strateginya.

Hal ini juga dikuatkan dengan Protokol Zionis ke-7 yang menyatakan Zionis tidak akan membiarkan negara-negara bersatu melawan Zionis. Bagaimana caranya agar negara-negara muslim tidak memiliki kesempatan melawan Zionis? Mereka dibuat sibuk untuk melawan negara lainnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]



IKLAN
Tag : Opini IKLAN
Back To Top