Pao An Tui, Sisi Kelam Etnis Cina di Indonesia

Foto-foto Pao An Tui dilatih Belanda di Cimahi pada Oktober 1947 (Republika.co.id)
Mantan wartawan senior Republika mengungkap sejarah Pao An Tui.

“Pao An Tui adalah sisi kelam masyarakat Cina di era awal kemerdekaan Indonesia..!” kata Teguh.

Pria yang di dalam tubuhnya mengalir darah Betawi, Cina, dan Jawa itu menyatakan memang sekarang ada kesimpangsiuran mengenai sejarah pembentukan Pao An Tui.

Teguh menjelaskan, laskar bersenjata itu dibentuk pada tahun 1947, dilatih dan dipersenjati oleh tentara Belanda (KNIL). Pao An Tui berlatih militer di CImahi, Jawa Barat.

Pao An Tui tidak berpihak pada Republik Indonesia. Fakta itu dikuatkan dengan peristiwa Meda. Laskar Pao An Tui menyerang TNI di Medan. Mereka beralasan ingin membalas dendam kepada terhadap 'laskar liar'. Akibat serangan tersebut, Pao An Tui ditumpas oleh pasukan TNI yang dipimpin Jamin Ginting itu.

Catatan sejarah lain menyatakan Pao An Tui juga memihak Belanda pada perstiwa 10 November 1945. Data tersebut diperkuat berbagai foto perang kemerdekaan yang diarsip Belanda, seperti bisa dilihat di situs gahetna.nl.




“Di sana jelas sekali terlihat fakta bahwa Pau An Tui dilatih oleh KNIL (tentara Belanda),” tandas Teguh seperti dikutip Republika.

Pao An Tui dalam perkembangannya kemudian pro-Republik Indonesia setelah Belanda terdesak di level diplomatik.

Penelitian Andjarwati Noorhidajah yang terangkum dalam buku Tionghoa di Surabaya menguatkan bukti bahwa Pao An Tui terlibat membantu Belanda (NICA) dalam perang 10 Nopember.

Akibat ulah Pao An Tui itu, Bung Tomo marah dan mengobarkan semangat anti-Tionghoa. Akibatnya, terjadi pembantaian masyarakat Tionghoa di Medan, Tangerang, Bagan Siapi-api, dan kota-kota di Jawa Barat dan Tengah; Karawang.

Soekarno nyaris mengakui Pao An Tui. Namun ia mengurungkan niatnya setelah sebagaian masyarakat Tionghoa, terutama kaum kiri dan nasionalis macam Lim Koen Hian gan SGT, menentangnya.

Pao An Tui tak memiliki jasa sama sekali dalam perjuangan Indonesia. Laskar etnis Cina itu merupakan simbol oportunistik Tionghoa Indonesia, yang hanya sibuk menjaga properti ketimbang membantu Indonesia memerdekakan diri. Mereka tak peduli siapa yang akan berkuasa; yang penting properti dan usaha mereka selamat. [Siyasa/Tarbiyah.net]







IKLAN
Tag : Akhbar, Nusantara IKLAN
Back To Top