Ditunjukkan Kepalsuan Bibel, Janda Murtad Akhirnya Masuk Islam Lagi (2)


Tulisan ini kelanjutan dari

Ditunjukkan Kepalsuan Bibel, Janda Murtad Akhirnya Masuk Islam Lagi


Tim FAKTA akhirnya hanya berdialog dengan Hasanah dalam rangka menyadarkannya kembali. Tim FAKTA meminta Hasanah mengambil alkitab. “Apakah ini yang disebut ibu sebagai kitab yang indah?”
“Iya, betul”
“Baik, mari kita buktikan apakah Alkitab ini kitab yang indah,” kata FAKTA kemudian meminta Hasanah membuka dan membaca Kidung Agung pasal 7 ayat 7-8.
Awalnya, Hasanah percaya diri membaca: “Sosok tubuhnya seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya. Kataku: ‘Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti apel’”

“Apakah ini ayat yang indah?,” tanya Tim FAKTA, “Apakah bait puisi yang bentuknya seperti surat cinta dan rayuan anak muda ini firman Tuhan?”
Hasanah diam tertunduk. Matanya sekali lagi mengarah pada kata-kata yang tidak sopan itu.

“Jika ini masih disebut ayat yang indah,” lanjut Tim FAKTA, “coba baca kitab Ulangan pasal 23 ayat 1.”

Hasanah mulai gelisah membacanya: “Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah Tuhan”

“Apakah ayat ini indah? Mungkinkah Tuhan berfirman dengan kata-kata vulgar? Sekarang coba buka kitab Yehezkiel pasal 23 ayat 1 sampai 21.

Hasanah membacanya perlahan, “Datanglah firman Tuhan kepadaku: ‘Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari salah satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang…”

“Bu Hasanah,” kata Tim FAKTA, “kami tidak akan berkomentar banyak. Kami yakin ibu punya etika dan tata krama. Silahkan renungkan, apakah ayat ini bisa diebut firman Tuhan?”

Hasnah tertunduk. Raut mukanya memerah. Tatapan matanya seperti kosong, tertuju pada kitab yang dipegangnya. “Kok ngeres ya? Ini belum pernah dibacakan pendeta di gereja,” kata Hasanah. Satu keyakinannya telah luntur; kitab itu bukan kitab yang indah.








Dialog berikutnya berusaha mengembalikan keyakinan mendasar Hasanah. “Apakah ibu meyakini Yesus tuhan?”
“Ya, Yesus adalah tuhan dan juru selamat”
Cukup panjang dialog kali ini, tapi intinya Tim FAKTA menjelasakan bahwa tak ada satu pun ayat dalam alkitab yang menunjukkan perkataan Yesus agar disembah. Tim FAKTA juga meminta Hasanah membaca ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus pun memerintahkan menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa yakni Allah.

Hasanah pun diminta membaca Injil Markus pasal 12 ayat 29: “Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah; Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa”

Hasanah juga diminta membaca Injil Lukas pasal 6 ayat 12: “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalaman ia berdoa kepada Allah”

Singkat cerita, Hasanah akhirnya sadar bahwa ia telah disesatkan oleh Yusak dan kawan-kawannya. Ia yakin bahwa alkitab sekarang telah banyak kepalsuan dan Yesus bukanlah tuhan. Hasanah pun kemudian kembali bersyahadat dan menjadi muslimah. Alhamdulillah. [Muchlisin BK/Tarbiyah.net]

Juga dimuat di Kisahikmah.com

Disarikan dari buku Awas! Bibel Masuk Rumah Kita (Seri Bimbingan Tauhid Majalah Islam Sabili)



IKLAN
Tag : Mualaf IKLAN
Back To Top